SURABAYA – Tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian kepada Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengenalkan Batik Shibori sebagai peluang bisnis yang besar. Maka dari itu, agar ITS selalu berkontribusi terhadap warga sekitar, pelatihan hingga pendampingan digelar dengan menyasar Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Kelurahan Keputih.
Berdasarkan pemaparan koordinator KKN Abmas, Dr Ir Setiawan MS, Batik Shibori merupakan suatu produk seni bernilai jual tinggi. Sementara, proses pembuatannya relatif mudah diikuti oleh masyarakat tanpa skill membatik sebelumnya. “Keterampilan Shibori ini diharapkan dapat menjadi peluang bisnis baru bagi rumah tangga para peserta, ” terangnya.
Alasan Keputih menjadi target dalam pelatihan ini karena pertimbangan letaknya yang dekat dengan ITS. Sehingga dapat dengan mudah menjangkau lokasi para pelatih. Tak hanya itu, Setiawan mengaku bahwa tujuan menargetkan ibu-ibu MBR Keputih ini untuk membantu menciptakan peluang usaha baru. “Mayoritas peserta yang bergabung adalah ibu rumah tangga yang ingin membantu ekonomi keluarganya, ” ungkapnya.
Proses pelipatan Shibori yang dilakukan para peserta KKN Abmas ITS
Pelaksanaan pelatihan yang bertempat di Pendopo Santana Yasa Seba RW 04 Perumahan ITS, Kamis (14/7) ini membimbing peserta dari nol. Di antaranya yaitu mulai dari persiapan kain, teknik pelipatan kain hingga menghasilkan pola yang diinginkan, proses pewarnaan, hingga pengeringan. “Para peserta dilibatkan secara langsung dalam semua proses agar kelak juga dapat mempraktekkannya sendiri, ” sahutnya.
Baca juga:
Bantu Sertifikasi Halal UMK Kecamatan Pujon
|
Setiawan mengungkapkan bahwa bagian pelipatan kain merupakan kunci dari pembuatan Batik Shibori. Ketika diiamati langsung oleh ITS Online, beberapa peserta mengalami beberapa kendala dalam menyesuaikan sudut kain dan mempertahankan konsistensi pola yang dilipat.
Lalu, lanjut Setiawan, proses kedua yang juga dianggap sebagai tahap penentu hasil Batik Shibori yang cantik adalah pewarnaan. “Tim kami telah menyediakan warna yang variatif agar dapat menunjukkan berbagai kreatifitas peserta yang berbeda, ” papar Dosen Statistika ini.
Mahasiswa KKN, dosen pendamping, dan para peserta KKN Abmas Shibori saat berfoto bersama.
Bukan tanpa rencana yang matang, KKN Abmas yang melibatkan 16 mahasiswa ini melihat adanya peluang bisnis pada Batik Shibori. Ketua dari tim mahasiswa, Frendi Akbar mengaku bahwa kedepannya proses KKN Abmas ini tidak akan berhenti sampai di pelatihan saja. “Proses pendampingan individu akan dilakukan untuk memantapkan praktik hingga kualitasnya memenuhi kebutuhan pasar, ” ungkapnya. (*)
Reporter: Faadhillah Syhab Azzahra
Redaktur: Najla Lailin Nikmah